Beranda > seni budaya > Dolanan Anak yang Kini Menghilang

Dolanan Anak yang Kini Menghilang


Dolanan anak tradisional kini sudah lama menghilang seiring dengan bertambah nya waktu dan majunya jaman. Dolanan anak yang sering dilakukan oleh anak-anak pada masa lalu selain bermanfaat untuk mengisi waktu luang juga merupakan sarana terjalinnya hubungan sosial antara anak-anak di lingkungannya.

Melalui dolanan anak, terbentuk sikap  sosial yang baik antara lain rasa setia kawan, kerja sama, dan kegotong-royongan. Tidaklah mengherankan jika anak sekarang mempunyai sikap yang individualistis karena hampir sebagian besar waktunya dihabiskan di sekolah dan dirumah. Permainan yang dilakukan oleh anak sekarang cenderung individualistis misalnya video games atau berbagai macam games online yang sekarang mudah  diakses melalui internet.

Pada masa lalu dolanan anak sering dilakukan dihalaman yang luas disaat malam bulan purnama. Mengapa demikian? Mungkin terbersit pertanyaan dalam hati sekalian pembaca. Mengapa dolanan anak dilakukan dihalaman yang luas, karena pada masa itu masih tersedia banyak halaman rumah yang luas karena jumlah penduduknya tidak sepadat saat ini. Di jaman sekarang, sejengkal tanah dimanfaatkan seefisien mungkin untuk pemukiman maupun hal lain dalam segi komersialisme. Mengapa dolanan anak sering dilakukan disaat malam bulan purnama? Jawabnya mudah, yaitu karena saat bulan purnama adalah moment yang spesifik dan mendukung untuk melakukan permainan di luar rumah yang biasanya gelap (pada masa itu listrik belum merakyat)

Apa sajakah nama dolanan anak tradisional di daerah Jawa Tengah pada umumnya dan Solo khususnya? Dapat saya sebutkan dibawah ini atau mungkin ada pembaca yang ingin menambahkan lagi, saya persilahkan.

Nama dolanan anak:

  1. Jamuran
  2. Jelungan.
  3. Kendi Gerit
  4. Cublak-cublak suweng
  5. Soyang

Pada umumnya setiap jenis dolanan anak diiringi dengan tembang atau nyanyian, tetapi tembang-tembang dolanan itu akan saya tuliskan pada postingan mendatang.

  1. 25 September 2010 pukul 08:39

    Pertamaaaaaaxxxxxxx………,

  2. 25 September 2010 pukul 08:41

    kalo di era kecil ku dulu, aku dan temen2 ku tu paling suka bwanget dolanan jamuran.kalo anak cekarang,jangankan memaenkannya ngerti za gak……..,
    maklumlah gejala fasbuk lagi mewabah.hehehe

  3. 25 September 2010 pukul 20:34

    Ya, begitulah Mas. Semoga lewat blog sederhana ini merupakan salah satu wahana untuk melestarikan dolanan anak. Tks

  4. 26 September 2010 pukul 03:23

    kunjungan balik, info yg bagus nih, kalo saya dolananya ya maen ps, warnet dsb hehhehe 😆

  5. 22 Agustus 2011 pukul 00:57

    Jaman telah berubah kini semuanya tinggal kenangan …… kalau mendengar tembang dolanan saya kadang sampai terharu, melihat anak-anak dengan kepolosannya.
    Perlulah dihidupkan semacam festival dolanan anak. Sebelum semua terkikis habis.

  6. 22 Agustus 2011 pukul 07:10

    Ya benar, menjadi tanggungjawab kita bersama untuk melestarikannya …

    Terima kasih atas kunjungannya

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke Hisyam Hananto Batalkan balasan